Senin, 10 Agustus 2015

Ikhlas & Riya'

Ujian beramal adalah riya’ tapi jangan karena takut riya’ trus ga mau beramal. 

Waktu saya takut untuk nulis lagi, takut menggurui orang, kesannya kayak orang bener aja gitu, takut ujung-ujungnya malah riya’, trus saya jadi inget “kalo kita tidak jadi melakukan suatu amalan karena takut riya’ maka itulah riya’ sebenarnya tapi lakukanlah semuanya dengan ikhlas Lillahita’ala. 
Lalu saya buka lagi buku tentang ikhlas dan riya’, katanya, ikhlas itu ada di awal, tengah, juga akhir. bisa jadi kita melakukan sesuatu dengan niat ikhlas, tapi setelah dikerjakan, trus dilihat orang, ko kayanya menarik juga kalau dipamerkan nah datang tuh si riya’. Ikhlas di awal, tapi belok di tengah, bukan ikhlas namanya.
Bisa jadi kita melakukan sesuatu dengan ikhlas, hingga ia selesai dikerjakan. jauh setelahnya berselang, ada situasi dan kondisi berbeda, ko rasanya menyesal telah melakukan itu sebelumnya. Ikhlas di awal dan tengah, belok di akhir ini bukan ikhlas juga namanya. 
Al Harawi mengatakan : “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.” Yang lain berkata : “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi”. Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”.


Wallahu'alam.. 

semoga kita tidak terjerumus dalam riya' dan selalu memperbarui niat agar selalu ikhlas



Tidak ada komentar:

Posting Komentar