Ujian beramal adalah riya’ tapi jangan karena
takut riya’ trus ga mau beramal.
Waktu saya takut untuk
nulis lagi, takut menggurui orang, kesannya kayak orang bener aja gitu, takut
ujung-ujungnya malah riya’, trus saya jadi inget “kalo kita tidak jadi
melakukan suatu amalan karena takut riya’ maka itulah riya’ sebenarnya tapi
lakukanlah semuanya dengan ikhlas Lillahita’ala.
Lalu saya buka lagi buku
tentang ikhlas dan riya’, katanya, ikhlas itu ada di awal, tengah, juga akhir.
bisa jadi kita melakukan sesuatu dengan niat ikhlas, tapi setelah dikerjakan,
trus dilihat orang, ko kayanya menarik juga kalau dipamerkan nah datang tuh si
riya’. Ikhlas di awal, tapi belok di tengah, bukan ikhlas namanya.
Bisa jadi kita melakukan sesuatu dengan ikhlas,
hingga ia selesai dikerjakan. jauh setelahnya berselang, ada situasi dan
kondisi berbeda, ko rasanya menyesal telah melakukan itu sebelumnya. Ikhlas di
awal dan tengah, belok di akhir ini bukan ikhlas juga namanya.
Al Harawi mengatakan : “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari
setiap noda.” Yang lain berkata : “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang
tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di
hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya,
meskipun hanya seberat biji sawi”. Abu
‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah
riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila
Allah menyelamatkan kamu dari keduanya”.
Wallahu'alam..
semoga kita tidak terjerumus dalam riya' dan selalu memperbarui niat agar
selalu ikhlas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar