Sebuah tempat singgah sederhana berhasil ku bangun,
ku tata dan ku jaga untuk kita. Dindingnya berupa untaian
kata yang coba ku rangkai,
atapnya berupa goresan hati yang berani ku ungkap,
perabotnya hanyalah rentetan cerita yang tak sempurna. Karena Aq bukan seorang arsitek dan bukan
pula seorang pujangga.
Mungkin kesan pertama pernah membuatmu terpesona,
tapi belum tentu kesan selanjutnya. Mungkin kehadiranku pernah kau nantikan,
tapi Aq tahu ada yang lebih layak untuk kau nanti. Aq mungkin pernah menginspirasimu,
tapi sesungguhnya kau sendirilah
yang lebih pandai menggali inspirasi. Mungkin beberapa ceritaku sempat membuatmu terbuai,
tapi sesungguhnya ada banyak hikmah di jagad raya ini yang
membuatmu terhanyut akan maknanya, selama Kau bisa melihatnya dengan mata hatimu.
Kau tahu,
Aq hanyalah perempuan biasa. Cermin wanita akhir zaman yang mungkin tak sesabar Khadijah,
tak secerdas Aisyah, tak selembut Fatimah dan tak seberani Khaulah. Cukuplah Kau mengenalku seperti ini,
agar Kau mampu menghargaiku dengan segala kekuranganku. Aq tahu...
Aq pernah menggoreskan luka di sana, Aq pernah meninggalkan noda yang belum sempatku bersihkan,
atau barang kali Aq sempat membuatmu tak nyaman dengan segala tingkah kacauku.
Maaf…
Kali ini,
lagi dan lagi, Aq ingin meraih mutiara maaf itu di samudera hatimu. Dan Aq yakin, Kau takakan pernah keberatan mengangkatnya untukku.
Maafkan Aq, karena sekian waktu adalah cukup untuk menunjukkan retaknya dindingku, pudarnya warnaku, rapuhnya atapku,
dan lusuhnya perabot milikku. Semoga bangunan ini mampu utuh kembali… seperti semula seperti sediakala. Maaf... jika cintaku begitu besar untukmu, tapi apa dayaku, jika ernyata
mencintaimu sesakit ini... Aq mohon kenanglah aq untuk hatimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar