Minggu, 30 November 2014

Ngaco...

Dulu pernah nulis ini ternyata...
senyum2 sendiri bacanya dan iseng aja share k blog hihihi

kemarin waktu lagi asyik2nya ngobrol tiba-tiba ada kk yang sangat di hormati (cie...cie..) bertanya tentang suami idaman ku...hahaha (ketawa sambil jengir n bingung)....waadooohhhh mau jawab apa ya..,,*o* coz aku gak pernah menjabarkan secara detail kriteria suami idaman apa lagi menuliskan secara khusus...alhasil...aku hanya mencoba muter-muter otak dan menjawab sekenanya...(ntah lah.... apakah jawabanku memuaskan ato gak...wkwkwkwk)
karena kejadian itulah aku jadi inget pernah baca artikel d internet.....dan lebih tepatnya aku baca di blog orang tapi lupa yang empunya blog namanya siapa dan aku coba copas notenya.......^^
ini dia,,,,,

disimak ya.......

Suami Yang Kupesan......

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang takut pada Alloh. Karena Iblis pun takut pada-Nya sehingga mereka tak membantah ketika diusir dari surga. Apalagi seorang laki-laki sholeh yang kupesan untuk menjadi suamiku…

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang jika aku melihatnya aku akan bersyukur pada Alloh. Karena, lawan dari syukur adalah kufur…dan aku tidak mau menjadi makhluk terkutuk yang kufur terhadap suami dan Robb-nya…

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang pandai menempatkan diri. Karena, aku merencanakan membangun keluarga ditengah manusia yang punya rasa dan mampu menilai sesama…

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang pandai menggunakan lisannya. Karena lisannya yang kuharapkan mampu menenangkanku dari kegundahan, menghargaiku dari tiap lontaran pertanyaan dan pernyataan, dan mengingatkanku dari kealpaan dan kebengkokan jalan…

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang dapat diandalkan. Karena, aku tak mau kelak rumahku lapuk karena air yang menetes dari genteng bocor yang tak terjamah, atau anakku yang terserang DBD karena sampah di pekarangan rumah…

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang mau bekerja keras. Karena, ketekunan dan kesungguhan dalam bekerja adalah ciri seseorang yang menghargai diri dan hidupnya…

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang mapan ekonominya. Karena aku mencita-citakan keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah, wa ‘kaya’. Kekayaan yang bisa kami jadikan senjata untuk mengabdi pada-Nya…

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang menyayangi keluarga. Karena kami memang akan membentuk sebuah keluarga, bukan penjara apalagi neraka…

Suami yang kupesan adalah laki-laki yang bisa mencintaiku apa adanya. Karena aku khawatir tidak mampu menyediakan yang tak ku punya dan tak sanggup mengada-adakan yang tidak ada…

Tapi,…apakah pesananku itu ada? Apakah aku sanggup membayar harganya? Karena aku pernah mendengar sebuah kisah : Suatu saat Umar bin Khattab r.a melihat seorang pemuda yang sholat dengan sangat cepat dan kemudian berdo’a “Ya Alloh…tolong hadiahkan aku seorang bidadari dari surga.” Mendengar itu kemudian Umar berkata “Wahai anak muda, sepertinya maharmu tidak cukup untuk membayarnya.”

Tapi ya Alloh…aku kan memesan pada-Mu, sang Maha Kuasa pemilik segalanya. Bukan pada lintah darat atau kapitalis materialistis yang berorientasi pada harta semata…Robb…Aku terlalu kurang ajar ya?! Atau Kau hanya menggelengkan kepala karena mafhum akan kelicikan makhlukmu yang bernama manusia?! Ampuni aku ya Robb…aku janji tidak akan meminta sesuatu dari-Mu, tanpa kubuat diriku pantas untuk mendapatkan sesuatu itu terlebih dahulu. Aku janji Robb…janji untuk berupaya menjadi manusia yang menepati janji..

untuk semua sahabat2 ku yang sedang bersabar dalam penantian....
Allah maha tau yang terbaik untuk hambanya.....untuk kita.....^^

Selasa, 25 November 2014

Tulisan Hari Guru Yang Tidak Inspiratif

Hari ni tuh 25 November 2014 yakni peringatan hari guru. Meskipun tahun ini tidak lagi di rayakan seperti tahun-tahun biasanya, berhubung saya tidak mengajar di sekolah Indonesia (Malaysia_Red) dimana mereka merayakan Teacher Days itu jatuh pada tanggal 16 Mei. Dan jadilah hari guru kali ini diisi dengan jadwal ujian semester ganjil... tanpa upacara, games, bunga, coklat, bingkisan dan lain2 yang biasa diberi siswa ke gurunya
Dan pagi ini pun ujian berjalan seperti biasa, aman, lancar dan tertib. Tapi teman2 guru yang lain (hanya Inoe dan Nora) selalu ribut dengan gak adanya siswa yang berinisiatif memberi ucapan (maklum mayoriti siswa Malaysia), akhirnya pergilah mereka berdua membeli se bucket bunga dan di potong-potong menjadi satu tangkai lalu di bungkus dalam plastik bening (Berasa wisuda liat bunganya, hihihi) lalu jadilah beberapa tangkai bunga. Yang saya tidak sangka adalah bunga itu diberikan kepada saya. Eh?. Ternyata tahun ini ucapan selamat hari guru dan setangkai mawar ungu saya peroleh dari teman sesama guru hahaha. Mereka bilang “selamat hari guru untuk kita semua... para guru Indonesia, " Soo Sweeett
Sayangnya saya sedang tidak niat untuk menjadi inspiratif dalam rangka hari guru kali ini. Sudah ada sekitar 2 tulisan terkait hari guru di blog. Silakan di-search kalau memang tertarik. Kali ini saya mau narsis saja. Haha..... Berhubung kemungkinan besok bunganya layu, maka saya abadikan dalam kamera. Maaf kalau yang lihat potonya pada sakit mata :p

 Poto dadakan narsis abis ^_^

Minggu, 16 November 2014

To My Self


Kira-kira apa ya ganjaran yang akan Allah berikan, bila diam-diam ternyata saudara kita menangis karena perbuatan kita? Lalu menceritakannya pada  Allah Yang Maha Mendengar? atau mungkin kita sendiri yang megalaminya, bercerita kepada Allah tentang perbuatan saudara kita? Ntahlah... 
Teringat keburukan orang lain terhadap diri, terkadang memberikan dampak positif agar kita tak melakukan hal yang sama terhadap orang lain.
Sebaiknya introspeksi diri mesti dilakukan agar seimbang menimbang persoalan, hal mana yang seharusnya kita sensitif-kan, dan ini bukan perkara siapa yang menyakiti atau tersakiti, tapi perkara memaafkan atau dimaafkan.

Ya Allah,,, Slalu jadikan hati ini seluas samudra.

Rabu, 05 November 2014

Kenanglah AQ

Sebuah tempat singgah sederhana berhasil ku bangun, ku tata dan ku jaga untuk kita. Dindingnya berupa untaian kata yang coba ku rangkai, atapnya berupa goresan hati yang berani ku ungkap, perabotnya hanyalah rentetan cerita yang tak sempurna. Karena Aq bukan seorang arsitek dan bukan pula seorang pujangga.

Mungkin kesan pertama pernah membuatmu terpesona, tapi belum tentu kesan selanjutnya. Mungkin kehadiranku pernah kau nantikan, tapi Aq tahu ada yang lebih layak untuk kau nanti. Aq mungkin pernah menginspirasimu, tapi sesungguhnya kau sendirilah yang  lebih pandai menggali inspirasi. Mungkin beberapa ceritaku sempat membuatmu terbuai, tapi sesungguhnya ada banyak hikmah di jagad raya ini yang membuatmu terhanyut akan maknanya,  selama Kau bisa melihatnya dengan mata hatimu.

Kau tahu, Aq hanyalah perempuan biasa. Cermin wanita akhir zaman yang mungkin tak sesabar Khadijah,  tak secerdas Aisyah, tak selembut Fatimah dan tak seberani Khaulah. Cukuplah Kau mengenalku seperti ini, agar Kau mampu menghargaiku dengan segala kekuranganku. Aq tahu...  Aq pernah menggoreskan luka di sana, Aq pernah meninggalkan noda yang belum sempatku bersihkan,  atau barang kali Aq sempat membuatmu tak nyaman dengan segala tingkah kacauku. 

Maaf…  

Kali ini, lagi dan lagi, Aq ingin meraih mutiara maaf itu di samudera hatimu. Dan Aq yakin, Kau takakan pernah keberatan mengangkatnya untukku. Maafkan Aq, karena sekian waktu adalah cukup untuk menunjukkan retaknya dindingku, pudarnya warnaku, rapuhnya atapku, dan lusuhnya perabot milikku. Semoga bangunan ini mampu utuh kembali… seperti semula seperti sediakala. Maaf... jika cintaku begitu besar untukmu, tapi apa dayaku, jika ernyata mencintaimu sesakit ini... Aq mohon kenanglah aq untuk hatimu...

_MT