saat
rembulan jatuh di anjungan
menimpa
sisi-sisi ruang jiwa
dan
kita tertunduk tanpa kata
sama-sama
menyiasati luka
wahai
rindu menjelma
tahukah
kau,
kueja
setiap kenangan
kudekap
sebuah senyuman
untuk
mendekatimu
pelan
kubisikkan dalam diam
“apakah
kita akan sejalan?”
hampir saja aku terlupa
untuk
tersenyum pada raga
menyapa
dalam derita
rindu
ini sungguh menyiksa
wahai
kekasih
satu
dua jam bercerita di peraduan
takkan
bisa membuatku bosan
saat-saat
sibuk mulai melanda
masih
bisakah kita bercengkrama?
kulihat
gelisah menghujam
saat
embun hinggap di matamu
tirus,
mengguratkan perih tertahan
tatapanmu
kuteguk diam-diam
untuk
sebuah angan buram
dan
kita, larut dalam penantian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar