Ketika hari patah
Rembulan terjulai di sela daun-daun jambu
Rinduku menjelma kunang-kunang
Yang takkan hilang kepadamu
Lumatlah dengan mesra
Selagi manis kopi berlumuran di bibir ini
Agar kita bisa begadang dengan ciuman-ciuman yang menggemaskan
Kamu pasti merindukan
Inilah tubuhku
Tubuh yang dijanjikan waktu
Tubuh yang siap menadah
Segala getah-getih lumatanmu
Aku teringat masa itu
Masa dimana mendung menggugurkan gerimis
Berdiam di bawah payung hitam
Hilwa menangis menagih janji di depan istana
Setiap malam kamis
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushmmm..
BalasHapuskak dedek.
kalo g'salah ni ya,, puisi ni dah diterbitin deh... :)
di koran apa gtu, lupa ki..