Sahabatku... Pernah melihat pemandangan ini
Raut wajahya menyiratkan perjuangan hidup yang begitu
hebat. Mata sayu dengan fisik tak lagi kuat tak sedikitpun menjadikannya
menyerah pada kerasnya kehidupan.
Kakek berpenampilan sederhana,
mengenakan kemeja putih kusam dengan celana kumal menjulur sebatas betis dan
sepasang telapak kaki rentanya hanya dibalut dengan sandal jepit usang tanpa
merk. Dibahunya yang ringkih, ia memapah barang dagangannya. Barang dagangan
yang sangat sederhana, beberapa sapu hasil buatannya sendiri dan ember sebagai pelengkap. Ia tak bosan
menyapa satu demi satu orang yang lewat, berharap dagangannya dibeli. Kebanyakan bahkan tak
sempat menjawab tawaran sang kakek bahkan ada juga yang menolak dengan halus.
Lalu ada ibu-ibu yang datang
membeli, lihatlah... raut wajah kakek kini begitu bahagia. Tapi si ibu masih menawar,
menawar separuh harga, padahal harga yang di tawarkan sang kakek sudah murah,
hanya 12 ribu saja, tapi si ibu menawar dengan harga 6 ribu. Diakhir transaksi,
kakek melepas sapunya seharga 8rb. Kakek pulang dengan uang 8 ribu di tangan,
bekal hidup untuk keluarganya, hari itu hanya laku satu sapu saja.
Lalu disebuah restoran mewah, kita sering menghabiskan
beberapa ratus ribu untuk makan disana. Tak lupa seusai membayar Bill, kita
tidak mengambil sisa uang kembali yang kadang mencapai 15-20 ribu sebagai tip.
Jika seandainya kakek penjual sapu, dibayar 20 ribu meski
harga sapu hanya12 ribu. Ketimbang menawarnya, ia tentu pulang dengan langkah
yang bahagia. Bisa membawakan makanan yang sedikit lebih baik dari biasanya
untuk keluarga. Mungkin doa akan mengalir dari mulut-mulut kecil sang kakek
yang teramat bahagia.
Sahabatku....
Membeli yang tidak kita butuhkan, melebihkan dari harga yang
ditawarkan, atau memberi sesuatu kepada mereka ditengah kerasnya perjuangan
hidup tapi mereka tetap bertahan untuk tidak meminta-minta. Maka pada akhirnya kitalah
yang paling berbahagia, karena mereka begitu saja mendoakan kita dengan tulus. Mengapa
kita membeli mahal tanpa menawar di tempat yang berkelas, lalu menawar sebisa
mungkin saat belanja dipinggir jalan. Mengapa 20 ribu terasa mahal, saat kakek
menawarkan sapu buatannya, dibanding kita yang mudah saja meninggalkan 20 ribu
sebagai uang tip usai makan di sebuah restoran mewah.
Sahabatku... Belilah meski tak butuh, mereka hanya berharap
kita membeli apa yang mereka jual. dan itu sudah cukup untuk membantu beban hidup mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar